Keluarga Noordin M Top Merayakan Ultah.

Keluarga Noordin M Top Merayakan Ultah.

Posted on Agustus 12, 2009 by imbalo | Sunting
Ultah yang ke 41 ....... semoga panjang umur kata keluarga nya di MalaysiaUltah yang ke 41 ……. semoga panjang umur kata keluarga nya di Malaysia

“Dari awal pun kami sudah menduga kalau itu bukan Noordin M Top” celetuk kawan di sebelah. Mendengar itu jadi membuat tersenyum, memang dari sejak awal kawan yang satu ini tidak percaya langsung kalau yang di tembaki di Temanggung itu adalah benar Noordin M Top dan  Berhasil Ditangkap?

Beragam komentar dari masyarakat apalagi kebenaran perkiraan mereka benar sebagaimana pernyataan dari Mabes Polri memastikan tersangka teroris yang tewas di Temanggung, Jawa Tengah, adalah Ibrohim. Bukan Noordin M Top.

Malah hari ini keluarga Noordin M Top di Malaysia tepatnya di Ulur Tiram Johor Bahru, merayakan Ulang Tahun Noordin yang ke 41 tahun, sementara seiring dengan kepastian yang meninggal itu adalah  Ibrohim, rumah Ibrohim yang semula sepi mulai terlihat ramai, sejumlah petugas kepolisian berseragam mulai berdatangan ke rumah keluarga Ibrohim di Dusun Kliwon, Desa Sampora, Kecamatan Cilimus, Kuningan, Jawa Barat.

Setelah terkuak misteri pria yang yang tewas dalam penggerebekan di Temanggung, Jawa Tengah. Dan Mabes Polri menyatakan jenazah itu bukanlah Noordin M Top, melainkan Ibrohim.

Siapa Ibrohim ?

Ibrohim merupakan petugas penata bunga (florist) di Hotel Ritz Carlton yang sebelumnya diduga terlibat dalam pengeboman di hotel tersebut.  “Setelah dibandingkan DNA dengan keluarga di Cilimus, istri, dan kedua putra serta putrinya, hasilnya sesuai 100 persen, almarhum adalah Ibrohim,” ungkap Brigjen Polisi Eddy Saparwoko, Kepala DVI Mabes Polri saat konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (12/8/2009).

Eddy menambahkan, berdasarkan tes DNA pembanding dari keluarga Noordin M Top di Johor Bahru Malaysia, Cilacap, dan Klaten, tidak ada yang sesuai.  Sehingga semakin meyakinkan bahwa korban tewas di Temanggung bukanlah Noordin.

Polisi juga mengumumkan, pelaku pengeboman di JW Marriott adalah Dani Dwi Pernama, berdasarkan pengecekan DNA. “Kondisi tubuhnya memprihatinkan. Satu-satunya diidentifikasi dengan DNA. 100 persen hasilnya cocok,” kata Eddy.

Selain itu, korban yang diidentifikasi adalah Eko Joko Sarjono dan Air Setiawan, tersangka teroris yang ditembak di Puri Nusaphala, Jatiasih, Bekasi.

“Tak tahu lah rekayasa apalagi ini” kata kawan di sebelah, tetapi yang jelas Kepolisian telah bekerja keras.

Wah kalau mau menulis dan membaca komentar tentang teror teror Noordin M Top ini banyak dan beragam, ada yang menyatakan bahwa ini adalah trick pengalihan permasaalahan , agar orang dan masyarakat  misalnya tak terfokus dengan sidang MK dan lain sebagainya.

Dan kalau itu Ibrohim bukan Noordin M Top, hanya seorang saja di rumah sederhana itu

Rumah sederhana di tengah ladang, hancur berantakan, ternyata bukan Noordin M Top yang berada di dalam nya.Rumah sederhana di tengah ladang, hancur berantakan, ternyata bukan Noordin M Top yang berada di dalam nya.

dan berada pula di tengah tengah lapangan sampai sebegitunya bombardir dari petugas memburunya sampai mati pula, tidak dibiarkan hidup, komentar yang lain

.

Almima Binti Zakaria (20206416) Perempuan Asal Malaysia Tewas Karena Aborsi

Almima Binti Zakaria (20206416) Perempuan Asal Malaysia Tewas Karena Aborsi

Posted on Agustus 7, 2009 by imbalo | Sunting

aborsi1Satu lagi klinik aborsi di Jakarta terbongkar, 3 bulan yang lalu klinik serupa yang hanya di tangani oleh bekas cleaning servise di sebuah rumah sakit menjadi kaya raya.  Siti Zubaedah (53), yang membuka praktik aborsi di Bekasi telah ditetapkan sebagai tersangka. Dalam pemeriksaan petugas terungkap, Zubaedah ternyata tidak memiliki latar belakang pendidikan kesehatan. Wanita itu bahkan tidak lulus SD!

Kini,  Klinik aborsi Setia Abadi terbongkar setelah salah satu pasiennya meninggal dunia dalam operasi pengguguran janin. Pengguguran janin itu dilakukan oleh Bidan Lusi dibantu 2 orang.

Perempuan naas asal Malaysia itu bernama Almima binti Zakaria (27). Ia diketahui memiliki paspor Malaysia bernomor 20206416.  Dari paspor tersebut, Almima tercatat 3 kali masuk Indonesia, terakhir Juli kemarin.

“Korban meninggal dalam perjalanan menuju RS Persahabatan. Banyak keluar darah dan meninggal,” kata Kapolres Jakarta Timur, Kombes Hasanudin kepada wartawan, Jumat (7/8/2009).

Saat kunjungan ketiganya, ia menghampiri klinik aborsi Setia Abadi di jalan Jl Rajiman, Cakung, Jakarta Timur. Almima hendak menggugurkan kandungannya yang berusia 4 bulan.

Tetapi, aborsi tersebut gagal. Almima tidak kuat dan mengalami pendarahan hebat. Lalu Almima dilarikan ke RS Jayakarta, kemudian dirujuk ke RS Persahabatan Jakarta Timur. Pada perjalanan itu, Almima meninggal dunia.

Polisi yang mendapat laporan dari pihak RS Persahabatan langsung bertindak cepat. Klinik aborsi langsung digeledah Kamis 6 Agustus. Sementara bidan Lusi langsung diamankan di Polres Jakarta Timur.

MAHASISWA: USAH LESU SOAL KEMASYARAKATAN


Mahasiswa pada masakini tidak banyak yang melibatkan diri dalam program-program kemasyarakatan sewaktu berada di menara gading kecuali hanya segelintir mahasiswa yang berfikiran kritikal. Bukan itu sahaja, mahasiswa seakan buta mata dan buta hati untuk bersama dengan komuniti masyarakat hatta di dalam kampung halaman mereka sendiri seperti melibatkan diri dalam aktiviti qariyah dan aktiviti masjid atau surau. Pihak IPT sama ada IPTA atau IPTS tidak mewajibkan mahasiswa untuk mengikuti program-program kemasyarakatan seperti Operasi Khidmat Masyarakat (OPKIM), Bakti Siswa, Program Anak Angkat dan sebagainya yang membawa definisi yang sama iaitu “Mahasiswa bersama masyarakat”. Ini kerana program-program sebegini adalah inisiatif siswa siswi tersebut.

Persatuan Mahasiswa Akademi Pengajian Islam Universiti Malaya (PMAPIUM) dengan kesedaran segelintir mahasiswa yang mempunyai pemikiran yang kritikal dalam isu kemasyarakatan ini telah membuat Program Khidmat Masyarakat (OPKIM) atau program anak anagkat di Kampung Padang Kemunting Masjid Tanah Melaka. Program yang bermula 5 Mac 09 sehingga 8 Mac 09 berorientasukan kebajikan di peringkat mahasiswa ini melambangkan bahawa mahasiswa perlu lebih perlu lebih responsif dalam isu masyarakat. PMAPIUM melihat program OPKIM ini sebagai satu wadah mahasiswa untuk berada di medan masyarakat dan secara tidak langsung menjadikan mahasiswa lebih berkeyakinan untuk bersama masyarakat terutamanya di kampung halaman masing-masing yang sememangnya memerlukan anak muda seperti mahasiswa yang berpandangan jauh dan bermasyarakat.

Beberapa program yang dirancang dan dilaksanakan dengan jayanya menunjukkan bahawa mahasiswa dan masyarakat sememangnya perlu bersatu padu untuk membangkitkan kegemilangan komuniti rakyat Malaysia. Diperingkat mahasiswa hanya beberapa perkara sahaja yang dapat dilakukan sepanjang program seperti “Community Mapping”, motivasi pelajar, Smart Solat, ceramah fiqh wanita, sukaneka sukan rakyat, pemeriksaan dan pameran kesihatan, ceramah menghindari najis dadah serta Forum Perdana Ehwal Islam bertajuk “Kampungku Syurgaku”.

Bermula dengan ramah mesra bersama penduduk kampung mengeratkan lagi silaturrahim antara mahasiswa dan orang kampung disamping mengenali adat budaya masyarakat setempat. Ramah mesra ini dinamakan “Community Mapping” kerana mahasiswa PMAPIUM membuat lakaran peta kampung yang menjadi panduan bagi mengenalpasti masalah-masalah yang melanda kanak-kanak, ibu tunggal, belia, warga tua dan alam sekitar. Masalah-masalah ini akan dipanjangkan kepada pihak yang bertanggungjawab seperti ketua kampung, Ahli Dewan Undangan Negeri dan Ahli Parlimen untuk mengambil tindakan selanjutnya.

Slot “Smart Solat” yang dibuat selepas solat Isyak di Surau Al-Falah dihadiri penduduk kampung terutamanya kanak-kanak membuatkan program lebih bersifat Islamik. Penduduk kampung memberi respon yang menggalakkan kerana para ibu bapa menyatakan anak-anak mereka sukar untuk melaksanakan solat terutamanya solat subuh, asar serta maghrib dan perlakuan solat tidak dititik beratkan bermula daripada mengambil wuduk. Saudara Izzat Amin Mohd. Nasir, Yang Dipertua Persatuan Mahasiswa Akademi Pengajian Islam Universiti Malaya (PMAPIUM) yang menjadi penceramah kepada kanak-kanak pada malam itu telah merungkai beberapa perkara penting seperti kepentingan mengambil wuduk dengan betul dan kepentingan solat dengan betul. Teori dan praktikal yang diajar memudahkan kanak-kanak dan orang kampung mengingati perbuatan-perbuatan wuduk dan pelaksanaan solat dengan mudah dan jelas. Rata-rata kanak-kanak yang melibatkan diri dalam program “Smart Solat” ini memberi pandangan positif agar program seperti ini dapat dilakukan pada masa hadapan.

“Forum Perdana Ehwal Islam” yang julung-julung kali dilakukan mendapat pandangan positif daripada komuniti kampung kerana forum-forum yang bersifat kerohanian tidak banyak dilakukan dalam program-program kemasyarakatan sebelum ini. Ini juga merupakan satu platform baru dalam program khidmat masyarakat kerana komuniti masyarakat amat dahagakan nilai-nilai keilmuan dan kerohanian yang mampu diterapkan dalam diri masyarakat.

Setelah melihat mahasiswa yang lesu dengan isu-isu kemasyarakatan ini. maka PMAPIUM mencadangkan pihak IPTA dan IPTS mewajibkan semua mahasiswa bermula daripada Ijazah Sarjana Muda untuk mengikuti program-program kemasyarakatan. Ini mungkin boleh dilakukan apabila ada subjek yang berorientasikan kemasyarakatan menjadi teras dalam universiti yang seumpama dengan Hubungan Etnik atau keusahawanan. Subjek-subjek ini perlulah dikaitkan dengan universiti, mahasiswa serta masyarakat untuk menyedarkan betapa pentingnya nilai-nilai, isu-isu, budaya, adat dan sebagainya dalam kemasyarakatan. Jalinan antara mahasiswa dan masyarakat dilihat mampu mengubah pola pemikiran kehidupan sesebuah masyarakat seterusnya mewujudkan masyarakat yang berfikiran terbuka, intelek dan rensponsif, secara tidak langsung membangunkan nilai-nilai ketamadunan yang cemerlang, gemilang dan terbilang.

ZULZAIDI MAHMOD

EXCO AKADEMI DAN INTELEKTUAL

PERSATUAN MAHASISWA AKADEMI PENGAJIAN ISLAM

UNIVERSITI MALAYA (PMAPIUM)

ALAMAT :

BILIK SEKRETARIAT PMAPIUM

AKADEMI PENGAJIAN ISLAM

UNIVERSITI MALAYA

50603 KUALA LUMPUR

0125002954/0162201456

NASIHATI PELAJAR PONTENG DENGAN AL-QURAN

Pelajar sekolah masakini seolah-olah kehilangan identiti sebagai seorang pelajar sekolah yang sepatutnya dari sudut pembelajaran dan perlakuan. Jika kita lihat dewasa ini perilaku pelajar sekolah seakan-akan sudah hilang kawalan dengan perlakuan seperti ponteng sekolah, merokok, menghidu gam, menghisap dadah, pembulian, pergaduhan, pencurian, gengsterisme, vandalism, seks bebas, keruntuhan moral dan sebagainya yang boleh dikategorikan sebagai masalah kehilangan identiti dan jatidiri.

Baru-baru ini Malaysia digemparkan dengan pembedahan masalah ponteng sekolah yang menjadi barah kepada pelajar sekolah disemua negeri di Malaysia. Jika kita mengkoreksi kes di Negeri Sembilan 17 Februari tahun ini yang mana seramai 14 pelajar sekolah tingkatan empat di kawasan rekreasi di daerah Rembau telah ditahan oleh pihak polis kerana barah ponteng ini. Kita tidak dapat nafikan bahawa barah ponteng ini semakin hari semakin menjadi-jadi sehinggakan murid sekolah rendah sanggup melakukan barah gila ini.

Sebelum kita mengupas perihal perlakuan ini harus kita selaku rakyat Malaysia memahami apa yang diinterpretasikan sebagai ponteng. Menurut Kamus Pelajar keluaran Dewan Bahasa Dan Pustaka mentakrifkan ponteng sebagai meninggalkan tugas atau tanggungjawab pelajaran tanpa kebenaran. Manakala menurut Kamus Dewan Edisi Keempat mendefinasikan ponteng sebagai lari daripada tanggungjawab atau tugas tanpa kebenaran. Walau apa pun pendefinasian yang dibuat perlakuan ponteng lebih mudah difahami dalam ruang lingkup pelajar sekolah adalah meninggalkan tanggungjawab yang dipikul di atas bahu pelajar iaitu hadir ke sekolah untuk belajar dengan mengikut lunas-lunas peraturan yang dibuat oleh sekolah atau kegagalan pelajar untuk hadir ke sekolah secara sengaja tanpa alasan yang tepat dan munasabah.

Masalah yang timbul berkenaan barah ponteng ini adalah disebabkan beberapa faktor yang menjadi sebab musabab pelajar sekolah melakukan perlakuan sedemikian. Antara faktor utama yang menjadi punca masalah ini adalah pengaruh rakan-rakan sebaya yang boleh memusnahkan masa depan pelajar sekolah ini. Ponteng ini boleh dikatakan sebagai ketagihan yang merantai diri pelajar masa kini kerana jika sekali pelajar melakukan perbuatan ini, pasti fenomena ponteng akan berulang dan terus berulang dengan kegagalan dalam pelajaran sebagai kesudahannya.

Kegagalan menyiapkan kerja rumah yang diberikan oleh guru-guru juga menjadi faktor besar penyumbang masalah ini. Sikap malas yang dibajai oleh pelajar itu sendiri berakar umbikan pengaruh rakan-rakan sebaya yang mempunyai sikap yang sama. Datuk Abdullah Muhammad, Pengarah Jabatan Pelajaran negeri (JPNS) menyatakan bahawa pelajar yang gagal menyiapkan kerja rumah yang diberikan, sengaja mengambil jalan ponteng sekolah kerana takut dimarahi guru.

Jika kita merungkai permasalahan ini pasti kita akur bahawa persekitaran kebanyakan sekolah masakini kurang kondusif atau kita katakan sebagai suasana yang membosankan. Jika kita perhatikan murid-murid prasekolah yang mana mereka amat menyukai suasana persekolahan tersebut kerana keseronokan dan keriangan belajar berorientasikan “keilmuan yang tidak membosankan“ atau kita katakan sebagai “Taman Ilmu”. Tapi masalah yang timbul di kebanyakan sekolah-sekolah adalah suasana sekolah yang seakan tanah perkuburan dan bukannya taman keilmuan.

Ada juga di antara pelajar yang ponteng disebabkan suasana segelintir pelajar sekolah bersikap gengsterisme yang mana menyebabkan pelajar-pelajar lain dibuli dan dijadikan tempat melepaskan geram. Perkara ini menyebabkan pelajar-pelajar takut untuk hadir ke sekolah atas alasan ini.

Watak guru yang garang dan membosankan menyebabkan pelajar sekolah merasa bosan untuk belajar disekolah, sedangkan watak guru sangat berperanan menarik pelajar untuk menyukai subjek yang diajar dan guru yang mengajar.

Paling menyentap suasana masakini adalah teknologi yang semakin dewasa terlampau cepat seperti game, laman-laman web dan sebagainya. Pelajar sekarang yang celik IT akan berfikiran lebih terkehadapan dari semua sudut termasuklah dari sudut hiburan hedonisme yang menyebabkan mereka lupa dan alpa peranan sebenar mereka iaitu pergi ke sekolah untuk belajar. Maka jalan yang dilalui mereka untuk terus mengikuti teknologi yang menghilangkan kewarasan akal mereka adalah membuang masa di cyber café di setiap waktu termasuklah sanggup berponteng sewaktu masa sekolah agar keseronokan mereka akan dikecapi. S.M. Mohamed Idris, Presiden Persatuan Pengguna Pulau Pinang menyatakan bahawa cyber café menjadi tempat pelajar-pelajar sekolah membuang masa atau lebih sinonim dengan istilah ponteng. Masyarakat menggaru kepala melihat gelagat pelajar-pelajar ini yang mana jika rakyat Malaysia yang prihatin pasti melihat di cyber-cyber café ada segelintir pelajar yang masih beruniform sekolah bermain computer di dalam cyber café itu. Perkara ini seakan tidak berkesudahan kerana walaupun terdapat “Garis Panduan Pengawalan Perniagaan Pusat Siber Dan Cyber Café” yang menyatakan pelajar yang berpakaian seragam tidak dibenarkan masuk ke dalam cyber café, tetapi masalah yang timbul penguatkuasaan garis panduan seperti tidak dilaksanakan.

Seharusnya bagi mengatasi masalah bahana ponteng ini dari terus berleluasa dan semakin menjadi-jadi, semua pihak harus berganding bahu merangka dan melaksanakan beberapa beban tanggungjawab agar masalah ini dapat diatasi. Sememangnya memakan masa yang lama untuk menghapuskan masalah ini, tetapi sekurang-kurangnya beberapa rangka kerja perancangan teliti dibuat agar masalah ini tidak terus menjadi barah dalam masyarakat.

YDP Persatuan Mahasiswa Akademi Pengajian Islam Universiti Malaya saudara Izzat Amin Mohd Nasir menyatakan bahawa peranan yang terpenting dan individu yang terpenting dalam menyelesaikan masalah bersangkutan anak-anak adalah ibu bapa. Menukilkan beberapa panduan dalam Buku karya Abdullah Nasih Ulwan bertajuk “Tarbiyatul Aulad” menyedarkan kepada ibu bapa betapa beratnya beban tugas ibu dan bapa ini. Peranan yang dimainkan adalah bermula daripada hari pertama kelahiran anak ke dunia dengan mengajarkan dia tentang tanggungjawabnya mengenal Tuhan agar kehidupan dewasanya lebih memahami erti ketuhanan yang menyebabkan anak yang didik menjadi sempurna.

Dalam Surah Lukman ayat ke 13, Allah menukilkan perihal tanggungjawab seorang bapa dalam mendidik anak yang yang mana bermaksud:

“Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar”.

Daripada ayat ini Saudara Izzat Amin Mohd Nasir menyatakan bahawa peranan mendidik anak adalah peranan yang sangat besar. Bagi kes ponteng, ibu bapa perlulah memantau aktiviti anak-anak dengan perlakuan mereka. Ibu bapa pastinya sedia maklum perubahan demi perubahan yang dialami oleh anak yang dikandung untuk memastikan perlakuan anak tersebut benar-benar bersikap mahmudah dan bukannya mazmumah. Sekiranya perilaku sang anak mencurigakan, pihak ibu bapa harus terus berbicara dan berkongsi masalah yang dihadapi dengan pelajar yang bergelar anak itu. Sekiranya tidak mendapat sebarang maklumat maka peranan ibu bapa adalah berjumpa dengan guru yang berautoriti sama ada guru kelas atau guru disiplin untuk memastikan tingkah laku anak. Kaedah paling tepat dalam menyelesaikan bahana ponteng ini adalah dengan menanam sikap bencikan perbuatan terkutuk ini sedari kecil agar perasaan yang ditanam ini akan tumbuh subur sehingga pelajar tidak akan melakukan ponteng.

Selain peranan ibu bapa, Persatuan Ibu Bapa dan Guru (PIBG) dan sekolah hendaklah lebih peka dalam menangani masalah ini. Hubungan yang erat di antara kesatuan guru dan PIBG membolehkan masalah ini dapat dirangka pelan tindakan diperingkat sekolah agar pelajar yang terlibat ini sedar betapa beberapa pentingnya nilai keilmuan di dalam waktu persekolahan.

Guru-guru perlulah lebih bersikap “friendly” dengan pelajar agar pelajar lebih erat dengan guru-guru sehingga memungkinkan pelajar senang untuk menyatakan masalah mereka kepada guru yang dipercayai. Masalah inilah yang melingkari kebanyakan guru-guru yang mana lebih serius dan garang menyebabkan pelajar merasa pelajaran yang dipelajari amat membebankan dan membosankan.

Institusi persekolahan adalah institusi yang amat berperanan dalam menyelesaikan masalah ponteng sekolah ini. Tertarik dengan disiplin yang ditunjukkan oleh Sekolah Menengah Kebangsaan (SMK) Lepar Hilir Kuantan Pahang yang mana sebelum sesi kelas dimulakan setiap jumaat semua pelajar akan membaca yasin. Pengetuanya Ibrahim Mat Akil menyatakan kesan paling ketara yang dapat dilihat menerusi program bacaan Yasin itu, pelajar yang dipanggil selepas melakukan kesalahan akan mudah menerima nasihat sekali gus tidak lagi mengulangi kesalahan yang dilakukan. Abdul Qayyum Bin M. Suhaimi pelajar Sejarah dan Tamadun Islam Universiti Malaya merasakan bahawa tindakan sekolah tersebut amat tepat dalam menyelesaikan masalah ponteng ini. Ini berikutan Al-Quran sememangnya mampu untuk melembutkan hati manusia yang keras. Beliau juga menyatakan fakta ini telah terbukti apabila sejarah membuktikan Saidina Umar Al-Khattab yang berjiwa keras sebelum Islam boleh lembut hanya dengan mendengar alunan ayat-ayat suci Al-Quran sehingga beliau mengucap kalimat Shahadah tanda Allah melembutkan hatinya dengan sebab musabah Al-Quran. Abdul Qayyum menambah bahawa setiap sekolah di Malaysia yang mempunyai pelajar yang beragama Islam, kaedah ini dianggap sangat berkesan dengan cara ayat-ayat suci ini akan dibaca bersama-sama dengan guru, dan guru akan mentafsirkan maksud ayat tersebut. Kaedah ini tidak memakan masa yang begitu lama dan hanya sekitar 5 minit hingga ke 10 minit.

Masyarakat juga perlulah berganding bahu dalam menyelesaikan masalah ponteng ini dengan bekerjasama dengan pihak yang bertanggungjawab seperti pihak sekolah, pihak polis dan keluarga pelajar tersebut. Ini kerana dengan peranan masyarakatlah sesuatu masalah yang timbul dapat diatasi dengan cara yang cepat.

Penulis tertarik untuk menyatakan dalam menyelesaikan masalah ponteng ini, semua pihak haruslah berperanan dalam menjuarai isu ini agar anak bangsa yang bakal memimpin negara Malaysia masa hadapan tidak akan sesekali melakukan masalah ponteng. Harus kita hayati bahawa cara nasihat kepada pelajar ini dengan cara yang berhikmah pasti pelajar tersebut kembali ke landasan tanggungjawb sebagai pelajar yang harus dipikul. Harus kita renungkan firman Allah s.w.t dalam surah A-‘Ashr ayat 1 hingga 3 yang bermaksud “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati dengan kesabaran”.

ZULZAIDI BIN MAHMOD

EXCO AKADEMIK DAN INTELEKTUAL

PERSATUAN MAHASISWA AKADEMI PENGAJIAN ISLAM

UNIVERSITI MALAYA (PMAPIUM)

012-5002954/ 016-2201456

PUMPP selar penganjuran MUSAWAH membawa agenda Islam Liberal ke Malaysia dan mempertikaikan prinsip-prinsip asas Islam

Persatuan Ulama’ Malaysia cawangan Pulau Pinang (PUMPP) dengan ini menyelar sekeras-kerasnya program `Musawah’ iaitu Global Movement for Equality and Justice in the Muslim Family anjuran pendukung kuat fahaman sesat Islam Liberal di Malaysia iaitu Sisters in Islam (SIS). Pertemuan Musawah dilihat berhasrat mempertikaikan pelbagai pelbagai prinsip-prinsip Islam khususnya dalam hukum syariah berkaitan wanita dan kekeluargaan yang dipersetujui dan diterima oleh kesepakatan ulama’ muktabar.

Perjumpaan ini bakal dihadiri oleh pelbagai tokoh Liberal Muslim yang dipertikaikan oleh ulama’ Islam muktabar. Mereka yang hadir termasuklah Muhammad Khalid Masud iaitu pengerusi Majlis Ideologi Islamik dari Pakistan, Farida Bennani dari Morocco, Sana Benachour (Tunisia), Hussein Muhammad (Indonesia), Ziba Mir-Hosseini (Britain), Zainah Anwar (Malaysia), Siti Musdah Mulia (Indonesia) dan Nur Rofia (Indonesia) dan aktivis bukan Islam seperti Cassandra Balchin (UK) dan lain-lain.

200 Liberalis Muslim telah dijemput dari 40 buah negara dan berkumpul di hotel mewah (bertaraf lebih lima bintang) The Prince Hotel, Kuala Lumpur pada 13 Februari 2009 bagi menghadiri mesyuarat 5 hari tersebut. Perjumpaan tertutup ini juga tidak membenarkan penyertaan dari pihak luar selain dari jemputan tertutup mereka. PUMPP melihat perjumpaan dengan dana besar ini berkemungkinan disokong oleh kepentingan barat dengan tujuan meliberalkan Islam dan mengharapkan pihak penguatkuasa dapat menyiasat punca sumber-sumber dana membiayai program terbabit.

Perjumpaan ini juga akan akan memberi persepsi dan negatif kepada Malaysia yang bakal digambarkan sebagai negara yang mengamalkan undang-undang Syariah yang mendiskriminasi wanita terutama apabila perjumpaan ini bakal dibawa perhatian kepada wakil Pertubuhan Bangsa-bangsa Bersatu dengan kehadiran Professor Yakin Erturk (The United Nations Special Rapporteur on Violence Against Women) yang akan merasmikan perjumpaan tersebut.

PUMPP juga menyelar kehadiran pimpinan negara bagi merasmikan program tersebut seolah-oleh tidak merujuk terlebih dahulu kepada pihak autoriti agama dalam negara seperti JAKIM dan Majlis Mufti.

Kertas kerja dan bengkel-bengkel yang bakal dibentangkan semasa perjumpaan dilihat berhajat untuk menginterpretasikan semula al-Qur’an dan al-Hadith dari sudut pandang wanita yang selama ini dikatakan bias pada lelaki. Musawah juga bakal mengenengahkan isu hak samarata antara lelaki dan perempuan dalam kekeluargaan Islam melalui hukum-hakam seperti poligami, faraid, ketaatan isteri, izin keluar rumah, aurat wanita, dan sebagainya. Hukum-hakam ini bakal dipertikaikan dengan melanggar segala syari`at yang dibawa oleh al-Qur’an dan al-Sunnah.

PUMPP juga mengharapkan kumpulan-kumpulan dan masyarakat bukan Islam tidak terpengaruh dengan propaganda kumpulan Liberal Islam ini dan tidak campurtangan dalam urusan aqidah dan prinsip-prinsip ajaran Islam sepertimana Islam mengajar penganutnya untuk tidak campurtangan dan menghormati dalam ajaran agama-agama lain sepertimana penegasan al-Qur’an:

لَكُم�’ دِينُكُم�’ وَلِيَ دِينِ (109:6)

109:6 Unto you, your religous law, and unto me, mine!

Sehubungan dengan itu, PUMPP menyelar pelaksanaan program ini dan dilihat bakal merosakkan lagi aqidah umat Islam di Malaysia seterusnya membawa perpecahan kepada umat Islam dan member persepsi yang salah kepada Islam kepada semua pihak termasuk masyarakat dunia yang hadir dan melihat perkembangan di Malaysia.

Dr Wan Salim Wan Mohd Nor,

Yang di Pertua,

Persatuan Ulama’ Malaysia

cawangan Pulau Pinang (PUMPP).

Blog:

Persatuan Ulama’ Malaysia cawangan Pulau Pinang (PUMPP) – http://pumpp. wordpress. com/

Angkatan Bertindak Banteras Islam Liberal (ABABIL) – http://ababil. wordpress. com/

DarahMerdeka – http://darahmerdeka .wordpress. com/

__._,_.___

MAHASISWA DAN GAZA YANG BERDARAH

Bagi mahasiswa sekitar Lembah Kelang bahang pilihanraya kampus yang membakar dalam tempoh dua minggu ini mula reda dengan pahit manis setiap mahasiswa yang bertungkus- lumus untuk memastikan kemenangan berpihak kepada calon yang bertanding. Jika UIAM dan UM kerusi kabinet dirangkul hebat oleh PRO-Mahasiswa, tetapi soal kemenangan bukanlah soal penting untuk dibincangkan, perkara paling penting lagi adalah untuk mengisi kemenangan yang ada supaya mahasiswa yang cerdik memegang tampuk kepimpinan tidak diherdik kerana tidak tahu menggalas tanggungjawab dipikul. Walaupun mahasiswa sudah bermandi peluh dalam pilihanraya kampus, ada satu perkara lagi yang mahasiswa perlu lakukan iaitu memperjuangkan isu Palestin yang menjadi fokus penting kepada seluruh mahasiswa. Semenjak hari pertama serangan Yahudi hingga ke saat ini sudah ribuan umat Islam yang tidak berdosa bermandi darah terkorban dan tercedera akibat bedilan peluru-peluru oleh Yahudi yang tidak berhati perut. Rumah-rumah, bangunan, sekolah, pejabat-pejabat kerajaan dan sebagainya musnah dan ranap dalam sekelip mata. Dr Yousef Al-Mansi daripada Kementerian Kerja Raya Palestin di Gaza menyatakan bahawa kos pembinaan semula Gaza mencecah 2.215 billior dolar. Sesungguhnya kerugian yang dialami dalam peperangan ini sangat besar. Anak-anak kecil, ibu-ibu hamil, warga tua dan semua umat Islam di bumi Ghaza hidup dalam keadaan yang amat menyedihkan. Si ibu kehilangan anaknya, si anak kehilangan orang tuanya, si adik kehilangan abangnya dan si abang kehilangan adiknya merupakan perkara lumrah dan apabila bertemu jasad orang yang disayangi yang tinggal hanyalah tubuh kaku yang tidak bernyawa. Umat Islam di palestin hanya mahukan keamanan yang mampu mengembalikan kejiwaan Islam yang mendalam. Sewaktu peperangan berlangsung antara Hamas dan Israel kita dapati mahasiswa seluruh dunia termasuk Malaysia bangkit memperjuangkan isu ini dan mengecam Yahudi. Jika di Kuala Lumpur demontrasi besar-besaran dilakukan oleh mahasiswa pada hari Jumaat 15 Januari 2009 dan mereka berarak ke Kedutaan Mesir untuk menyerahkan memorandum tuntutan mahasiswa kepada Kerajaan Mesir untuk membantu umat Islam di Gaza. Hampir di setiap universiti juga masing-masing mempunyai demontrasi sendiri mengecam tindakan Yahudi termasuklah di Univerisiti Utara Malaya pada tarikh yang sama diadakan “SPEECH PALESTIN” selepas Solat Jumaat di pintu masuk masjid apabila mahasiswa sangat dahagakan lontaran suara mahasiswa dan gerak kerja mahasiswa untuk mengecam tindakan laknat Yahudi ini walaupun pentadbiran UUM tidak memebenarkannya. Berbicara dalam ruang lingkup mahasiswa, PMAPIUM mempunyai beberapa pendekatan untuk mahasiswa sama-sama menggembeling tenaga dan minda untuk terus menjuarai isu-isu Paletin. Antara perkara yang perlu dilakukan oleh mahasiswa walaupun genjatan senjata sudah diadakan adalah untuk memahami konsep surah Al-Baqarah ayat 120 yang bermaksud: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” Israel sama sekali tidak akan membiarkan umat Islam menang bahkan mereka akan mencari jalan memperhambakan umat Islam dengan telunjuk mereka. Protokol Yahudi dan Talmud yang menjadi pegangan mereka jelas menyuruh umat Yahudi membunuh, merogol, mencuri dan memperlakukan apa sahaja asalkan kehendak mereka dipenuhi seperti ayat di atas. Umat Islam dikatakan Goyim iaitu binatang tunggangan mereka. Oleh yang demikian Yahudi akan memperkudakan umat Islam ke arah kesesatan dan sekarang kesesatan itu kian merantai umat Islam dengan belitan yang dinamakan hiburan hedonisme yang bermaharajalela. Malam-malam di IPT haruslah diwarnai dengan munajat Palestin yang mana bukan hanya doa-doa sahaja yang dibaca tetapi kehidupan tokoh-tokoh pejuang palestin mestilah diketahui agar mahasiswa menjadi mahasiswa yang responsif dengan semua perkara. Diskusi-diskusi ilmiah berkenaan Palestin haruslah dimeriahkan dengan kedatangan mahasiswa agar mahasiswa mengetahui semua isu baru di Palestin untuk menjadikan mahasiswa benar-benar berjiwa global dan glokal. Forum-forum, ceramah, pameran, deklamasi puisi, sudut poster isu Palestin dan sebagainya haruslah dijadikan gaya hidup mahasiswa yang sihat. Bukan terhenti sekadar itu sahaja, sumbangan dana kewangan untuk membangunkan Palestin yang berdarah dilakukan secara besar-besaran. Perkara asas yang terpenting ialah doa untuk kesejahteraan umat Islam di Palestin agar mereka tidak lagi dibelenggu dengan masalah. PMAPIUM mengharapkan mahasiswa berganding bahu dan bersatu padu untuk terus memperjuangkan isu Palestin ini agar mahasiswa di Malaysia khususnya lebih bertanggungjawab dalam semua aspek kehidupan dan kemasyarakatan di Malaysia dan antarabangsa. Perjuangan Palestin adalah tanggungjawab Umat Islam bersama.

KOTAKAN JANJI KAMU MPMUM

Di tulis oleh Zulzaidi bin Mahmod

Exco Akademik dan Intelektual, Persatuan Mahasiswa Akademi Pengajian Islam Universiti Malaya (PMAPIUM)

Pemilihan Majlis Perwakilan Mahasiswa (MPM) atau lebih dikenali Pilihanraya Kampus merupakan satu mekanisme untuk menggilap bakat kepimpinan dikalangan mahasiswa sebelum melangkah terus ke dalam realiti masyarakat sebenar.

Tsunami politik kampus telah menggegarkan negara apabila PRO-Mahasiswa telah menakluki kembali kampus tertua iaitu Universiti Malaya. Persoalan yang timbul bukanlah kenapa PRO-Mahasiswa menang, tetapi kenapa pihak Penggerak Mahasiswa atau lebih dikenali Aspirasi yang kalah kerana meraka gagal mempertahankan kerusi MPM setelah 5 tahun menjuarainya.

Pengkoreksian jelas menunjukkan kepada persiapan dan propaganda yang dimainkan oleh kedua-dua belah pihak. Di Universiti Malaya dua gergasi besar iaitu PRO-Mahasiswa dan Penggerak Mahasiswa seakan hilang daya saing politik kampus secara adil dan telus kerana hanya PRO-Mahasiswa seakan dilihat masyarakat kampus dan Malaysia sahaja yang menunjukkan taring yang begitu tajam setelah sekian lama kalah dalam Pilihanraya kmapus pada sesi-sesi lepas.

Persaingan sengit dapat dilihat daripada keputusan yang menunjukkan PRO-Mahasiswa hanya menang tipis iaitu 21 kerusi daripada 41 kerusi yang dipertandingkan. Seawal jam 2 pagi mahasiswa Universiti Malaya masih berkumpul menantikan keputusan Pilihanraya Kampus untuk melihat suatu perubahan diperingkat mahasiswa dalam meningkatkan prestasi dan kualiti Universiti Malaya ditahap yang tertinggi.

Tidak dinafikan terdapat cabaran dan rintangan yang begitu besar pada Pilihanraya Kampus pada kali ini iaitu soal hak dan keadilan yang dijanjikan oleh pihak Urusetia dan Jawatankuasa Pilihanraya Kampus Universiti Malaya. Tetapi dengan kematangan dan kebijaksanaan segelintir pihak termasuk mahasiswa yang beridealisme dan berintelektual dengan berpandukan kepada semua statut undang-undang dan peraturan Pilihanraya Kampus menunjukkan bahawa mahasiswa tidak sama sekali boleh diperbodohkan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.

Soal kemenagan mana-mana pihak dalam Pilihnaraya Kampus sudah selesai bagi mahasiswa dan sekarang mahasiswa hanya mahu setiap calon yang menang dalam Pilihanraya Kampus Universiti Malaya pada kali ini mengotakan semua janji yang ditaburkan sewaktu berkempen melalui menifesito yang dijaja. Mahasiswa tidak mahu melihat suatu pengkhianatan yang jelas seperti sesi-sesi lepas apabila menisfesto yang dicanangkan kepada mahasiswa hanya retorik politik untuk meraih undi mahasiswa.

Harapan dan impian mahasiswa kepada kabinat pada kali ini merupakan suatu pandangan positif agar kepimpinan-kepimpinan yang memegang kabinat tidak mengabaikan hak mahasiswa. Sewaktu berkempen hampir kesemua calon menyatakan akan membawa isu kebajikan mahasiswa dan menyelesaikannya seperti isu air di kolej kediaman, yuran kolej kediaman yang tinggi sehingga membebankan mahasiswa, kadar caj PTPTN dan sebagainya.

Kita mahu melihat bahawa MPMUM yang baru ini mampu merealisasikan apa yang dijanjikan agar mahasiswa menghormati pemimpin yang sebegitu jujur. Harapan mahasiswa yang paling besar adalah MPMUM dapat menyuburkan kembali budaya ilmu yang sekian lama hilang dari bumi Malaya. Forum-forum, ceramah, diskusi ilmiah dan sebagainya yang berorientasikan pembudayaan ilmu harus diterap dalam diri mahasiswa agar mahasiswa cakna terhadap semua isu termasuk isu global dan glokal.

Diharapkan MPMUM pada kali ini dapat bekerjasama tanpa mengira idealogi politik agar perjuangan mempejuangkan hak mahasiswa dapat direalisasikan dengan sempurna.

solidariti_mahasiswa_malaysia] Jangan Undi Aspirasi

Tidak lama lagi musim pilihanraya kampus akan tiba, sekitar bulan Januari agaknya. Saya sarankan kepada semua mahasiswa UKM supaya jangan undi Aspirasi. Aspirasi sebenarnya adalah proxy HEP untuk memastikan pelajar-pelajar tidak membantah segala tindakan HEP. Ini termasuk menaikan yuran dan mengenakan pelbagai yuran tambahan, selain daripada menyimpan wang-wang persatuan pelajar tanpa membayar faedah. Jumlah wang yang disimpan oleh persatuan-persatuan ini ada yang mencecah RM50, 000.00. Pemimpin-pemimpin Aspirasi sebenarnya merupakan tiang-tiang yang dipacakkan oleh HEP. Segala persediaan untuk pilihanraya kampus bagi calon-calon Aspirasi dilakukan oleh HEP dan bukanya oleh calon sendiri. Ini berbeza dengan calon-calon Gabungan Mahasiswa UKM.

Gabungan Mahasiswa UKM adalah suatu gabungan diantara beberapa kumpulan organisasi pelajar yang tidak tunduk kepada penindasan HEP dan membangkang pimpinan Aspirasi. Tanggapan buruk yang digambarkan oleh pemimpin-peminpin Aspirasi sewaktu minggu MMM adalah fitnah untuk mencipta ketakutan dikalangan pelajar-pelajar Cina dan India. Mereka menyebarkan cerita kononya jika anda mengundi pembangkang di Universiti, mereka akan mengharamkan Pesta Tanglong, Pesta Cahaya dan Pesta Angpow. Mereka akan mengharamkan pergaulan diantara lelaki dan perempuan dan mengamalkan system pengasingan mengikut jantina serta pelbagai perkara yang remeh dan tidak masuk akal telah dikaitkan dengan pimpinan pembangkang di UKM.

Gambaran-gambaran itu adalah tidak benar sama sekali. Hakikatnya perkara-perkara remeh yang ditimbulkan oleh Aspirasi itu adalah perkara-perkara yang mereka sendiri gunakan untuk mengelakkan dpelajar-pelajar menjadi peka dengan perkara-perkara yang lebih penting yang diperjuangkan oleh Gabungan Mahasiswa. Seringkali Aspirasi memberi gambaran bahawa Gabungan Mahasiswa memperjuangkan parti pembangkang khususnya PAS. Ini adalah tidak benar, dasar-dasar perjuangan Gabungan Mahasiswa UKM, digubah oleh mahasiswa UKM sendiri. Malah dasar-dasar ini adalah berbeza dengan apa yang diperjuangkan oleh parti-parti pembangkang di luar.

Dasar-dasar Gabungan Mahasiswa telah diperhalusi oleh pemimpin-pemimpin pelajar dari pelbagai kaum. Memang diakui sebilangan besar penyokong Gabungan Mahasiswa adalah daripada kumpulan pelajar-pelajar Institut Pengajian Islam. Namun harus disedari bahawa kepala-kepala yang menerajui pimpinan Gabungan Mahasiswa adalh terdiri daripada pelbagai kaum. Sebagai contoh Teo Lee Ken daripada kumpulan Diskopi merupakan antara pemimpin utama Gabungan Mahasiswa, selain itu Danaletchumi daripada kumpulan Jawatankuasa Kebajikan Mahasiswa/I juga merupakan pemimpin dalam Gabungan Mahasiswa. Terdapat ramai lagi pemimpin Gabungan Mahasiswa yang berbangsa cina dan India yang menganggotai Gabungan Mahasiswa. Apa yang lebih menarik adalah corak perjuangan Gabungan Mahasiswa yang dinamik.

Gabungan Mahasiswa memperjuangkan idea-idea yang tidak berunsur perkauman. Mereka amat menitik beratkan agar tidak berlaku pengasingan perkauman diantara mahasiswa/I. Suntikan pemimpin daripada pelbagai kumpulan yang turut memperjuangan idea-idea yang serupa merupakan bukti dan komitmen Gabungan Mahasiswa untuk mengunbah presepsi kampus terhadapnya. Selain itu pemimpin-pemimpin Gabungan Mahasiswa juga adalah lebih berkepimpinan dan mampu untuk membawa perubahan kerana mempunyai sifat-sifat yang berani untuk mempersoalkan penindasan serta kuat berpegang kepada sikap transparensi dan anti-korupsi.

Untuk lebih memahami kumpulan-kumpulan yang menganggotai Gabungan Mahasiswa, adalah baik jika kita meneliti aktiviti-aktiviti mereka di internet. Halaman http://gm-ukm. blogspot. com adalah satu contoh yang baik untuk menunjukkan keteraturan Gabungan Mahasiswa sebagai suatu unit politik kebajikan di UKM. Kumpulan Diskopi yang menjalankan Warung Idea Diskopi di http://diskopi. wordpress. com pula menggambarkan corak perjuangan mereka yang lebih mendalam berbanding dengan perkara-perkara yang menjadi tumpuan calon-calon Aspirasi. Perdebatan dan perkembangan idea-idea ekonomi dan pelbagai isu penting menjadi agenda utama kumpulan anak-anak muda ini. Mereka tidak membawa idea-dea perkauman yang memecah belahkan pelajar-pelajar. Mereka juga berani dalam mengutarakan pandangan dan kritik tanpa rasa takut. Tidak seperti pemimpin Aspirasi yang seringkali mengelak undangan untuk berbahas di khalayak umum.

UKM Student Union di http://ukmstudentun ion.blogspot. com/ pula merupakan kumpulan mahasiswa Cina yang berusaha untuk mengubah tanggapan mahasiswa UKM tentang imej buruk yang dicipta oleh Aspirasi terhadap pembangkang. Mereka ini adalah mahasiswa yang berkemampuan untuk beorganisasi secara sendiri tanpa mengharapkan bantuan HEP. Mereka terus menjalankan usaha-usaha untuk membentuk pemikiran mahasiswa supaya tidak dituakan dengan tipu helah dan ugutan pihak Aspirasi. Sudah lama pihak-pihak ini menjalankan operasi untuk mendidik mahasiswa tentang perjuangan hak-hak dan kepentingan mereka secara berasingan. Ternyata bahawa apabila bergerak secara berasingan pihak pembangkang tidak dapat mengalahkan Aspirasi kerana hegemony HEP. Kini mereka telah bergabung dan berkerjasama untuk membawa perubahan di UKM, namun tanpa sokongan padu mahasiswa mereka tidak akan Berjaya untuk menumbangkang Aspirasi kerana mereka mempunyai sokongan HEP.

Kini keadaan sudah mula mendesak dengan adanya salahguna wang pelajar-pelajar didalam kepimpinan PMUKM yang diterajui Aspirasi. Selain semangat perkauman juga kian menebal melalui kroni-kroni Aspirasi iaitu CCC ( Chinese Community Council ) dan PAH (Persatuan Agama Hindu). Kedua-dua kumpulan gerakan ini bersifat perkauman dan seringkali membangkitkan rasa syak wasangka buruk diantara satu sama lain supaya dapat mengekalkan kebimbangan kononya mahasiswa daripada kaum masing-masing akan tertindas jika tidak member sokongan kepada Aspirasi. Cara kerja mere yang mengemulasi cara kerja Barisan Nasional telah menjadi punca utama mahasiswa bersikap prejudis dan saling tidak percaya diantara satu sama lain. Ini adalah sesuatu yang tidak sihat, kerana esok nanti mahasiswa inilah yang akan memegang tampok pimpinan Negara.

Proxy-proxy HEP diletakkan supaya tidak akan wujud sebarang bantahan terhadap apa-apa yang dilakukan oleh HEP. Ini adalah sesuatu yang tidak harus, sebagai pelanggan university yang membayar yuran, kita sebagai mahasiswa berhak untuk mendapat kualiti perkhidmatan yang terbaik dan HEP perlu tunduk kepada kehendak pelanggan dan bukan sebaliknya. Untuk mempersoalkan HEP adalah hak pelanggan, dan PMUKM adalah saluran yang sewajarnya untuk mahasiswa melahirkan apa-apa aduan dan ketidakpuasan, akan tetapi bagaimana hak dan kepentingan mahasiswa akan terjaga apabila pemimpin-pemimpin yang diundi masuk adalah proxy-proxy HEP? Wahai pembaca sekalian sedarlah, Aspirasi adalah konspirasi untuk memastikan mahasiswa tidak bersuara dan hanya tunduk apabila diarahkan oleh HEP. Ini adalah satu budaya yang salah dan tidak masuk akal. Sebagai pelanggan yang tidak mempunyai pilihan, kerana kebanyakkan kita tidak boleh menukar university dengan kehendak kita sendiri, oleh yang sedemikian adalah penting untuk mahasiswa memastikan PMUKM terdiri daripada mahasiswa-mahasiswa yang berani mencabar keputusan HEP yang menindas pelajar. Hak kita sebagai pengguna atau pelanggan harus dijaga.

Kepelbagaian dalam Gabungan Mahasiswa masih belum ditonjolkan lagi, pilihanraya kampus yang akan datang akan menjadi wadah untuk mereka mengekspresikan diri mereka. Anda akan lihat akan kepelbagaian didalam Gabungan Mahasiswa yang jauh lebih memerangsangkan berbanding dengan Aspirasi. Walaubagaimana pun campur tangan HEP dalam pilihanraya akan menyebabkan mereka kalah seperti biasa. Namun jika semua pelajar bersatu hati dan semua undi diberi kepada Gabungan Mahasiswa, maka suatu pembaruan akan dilihat, kemenangan calon Gabungan Mahasiswa akan membawa perubahan yang dinamik bagi UKM. Mereka adalah suara mahasiswa, mereka adalah orang muda yang tidak gentar dengan HEP, mereka berani kerana benar dan mereka tidak diam ketika penindasan berleluasa. Mereka berjuang dan terus berjuang dengan berbekalkan ilmu, bersuluhkan kebenaran dan bersemangatkan perpaduan. Mereka adalah harapan masa depan yang lebih cerah, lebih unggul. Jangan leka lagi, jangan ditundukan lagi, bangkit untuk mempertahankan hak anda. Mahasiswa generasi kita perlu lantang bersuara, matlamat kita bukan semata-mata menuntut ilmu, tetapi juga mempraktikan ilmu dan memperkembangkan ilmu. Sejajar dengan apa yang telah kita pelajari di Universiti, keadilan, ketelusan, dan tanggungjawab membina masyarakat adalah terletak di tangan kita.

Gabungan Mahasiswa UKM telah member alternative kepada anda supaya hak anda terjaga, supaya anda tidak terus diperbodohkan. Pemimpin-pemimpin Gabungan Mahasiswa ingin mencorak masa depan dengan membentuk masyarakat kampus yang dinamik, perihatin, dan bersatu-padu, namun untuk melaksanakan semua ini, mandat yang menyeluruh daripada semua mahasiswa adalah amat penting. Perubahan dalam kampus memerlukan sokongan padu anda, pembangkang di dalam universiti adalah suatu keperluan sebagai “check and balance” untuk memastikan pihak yang memegang kuasa tidak menindas dengan kuasa yang dipegangnya. Bangkitlah mahasiswa, bangkit dan berilah sokongan kepada yang pro mahasiswa yang menjaga kepentingan anda dan bukannya kepentingan university. Sedarlah, dan beri sokongan anda kepada Gabungan Mahasiswa supaya pembaharuan boleh dimulakan. Ingat, sudah tiba masa kita berubah, jangan biarkan diri anda ditipu aspirasi luput. Ciptalah masa depan dengan harapan baru.

TAHUN BARU MASIHI DAN HIJRAH: RASA LEKA VS RASA SYUKUR

Tahun baru yang tiba membuka lembaran episod baru dalam kehidupan kita umat manusia. Siang dan malam yang silih berganti tanpa jemu melengkapkan peredaran sehingga cukup setahun tidak kira tahun hijrah dan masihi yang akan disambut selang beberapa hari. Umat manusia menggaru kepala memikirkan kenapa begitu cepat masa berlalu sedangkan baru beberapa kerja dilakukan, baru beberapa agenda dilaksanakan dan kenapa masa berputar sebegitu pantas.

Anak-anak di Palestin terus menghitung hari bila agaknya mereka merdeka kerana setiap hari mereka senantiasa mendengar dentuman bom dan nyanyian peluru yang tidak bermata oleh Yahudi dan Amerika. Anak-anak muda Malaysia menghitung waktu bila tahun baru masihi akan disambut untuk melihat konsert-konsert, berpesta minuman keras, berhibur sehingga melalaikan dan yang menjadi simbol tahun baru bermula dengan percikan bunga api di langit-langit bandaraya metropolitan di Negara Malaysia .

Tahun 1430 hijrah akan tiba dengan membawa seribu erti kepada umat Islam yang mengerti erti sebuah kehidupan yang diredhai oleh Allah s.w.t. Peristiwa hijrah yang disambut saban tahun mengajak seluruh umat Islam untuk bermuhasabah dan mengkoreksi diri selama setahun apa yang telah dilakukan dan tidak terhenti sekadar itu sahaja, tetapi hijrah perlakuan apa yang dilakukan untuk mendapat redha Allah s.w.t. Allah s.w.t berfirman dalam surah Al-Ahsr yang bermaksud:

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati dengan kesabaran.”

Dalam ayat ini membawa kita meneliti setiap perincian detik waktu yang kita lalui sama ada diisi dengan perkara sia-sia atau dengan jalan yang diredhai oleh Allah s.w.t. Apabila melihat situasi di Malaysia pengkoreksian dan muhasabah sering diabaikan terutamanya kepada anak muda apabila tibanya tahun baru apatah lagi tahun baru hijrah.

Jika ditanya kepada anak muda dan remaja kini “ apa yang anda faham erti hijrah?”. Semestinya ramai yang menggeleng kepala dan bertanya kembali sambil menggaru kepala tanda meminta kepastian “hijrah?”. Bermain di minda masyarakat kenapa anak muda sedemikian jadinya tidak mengerti langsung erti hijrah.

Hijrah yang harus difahami adalah peristiwa perpindahan Nabi Muhammad s.a.w dan Umat Islam Mekah ke bumi Madinah untuk menyebarluaskan agama Islam setelah 13 tahun berdakwah kepada penduduk Mekah dengan hasil yang sedikit. Bertitik tolak peristiwa hijrah inilah Islam berkembang pesat sehingga seantero dunia mengenali Islam sehingga ke hari ini. Bersempena dengan penghijrahan inilah perhitungan tahun hijrah dimulakan apabila Saidina Umar Al-Khattab khalifah Islam yang kedua memanggil sahabat-sahabatnya untuk berbincang perkiraan tahun Islam setelah banyak peristiwa yang bersejarah dilalui mereka dengan pelbagai perbezaan pendapat tentang tarikh-tarikh peristiwa tersebut. Saidina Umar Al-Khattab telah memutuskan bahawa 1 Muharram merupakan hari pertama tahun Islam sementara Hijrah sebagai tahun bersempena perpindahan Nabi Muhammad s.a.w ke bumi Madinah yang pada ketika itu yang dinamakan Yathrib. Sebenarnya 1 Muharram bukanlah tarikh tepat perpindahan Rasulullah s.a.w ke Madinah. Rasulullah s.a.w telah berpindah dari Mekah al-Mukarramah pada 1 Rabiul awwal dan sampai ke Madinah pada 12 Rabiul awwal selepas 13 tahun menjadi Rasul. Saidina Umar r.a telah berijtihad dan memperawalkan 2 bulan untuk menjadikan 1 Muharram tarikh memperingati peristiwa besar perpindahan Rasulullah s.a.w.

Abu Mazaya Al-Hafiz dalam karangannya Sirah Dan Riwayat Hidup Nabi Muhammad S.A.W telah menceritakan bagaimana perit jerih Rasulullah s.a.w dalam perjalanan ke Madinah kerana musyrikin Mekah memburu Rasulullah. Bukan sekadar itu sahaja Saidina Ali sanggup mempertaruhkan nyawanya menggantikan tempat tidur Nabi s.a.w ketika malam penghijrahan berlaku. Seharusnya selaku umat Islam kita perlu mengerti bahawa hijrah bukanlah hanya soal perpindahan dari Mekah ke Madinah tetapi lebih dari itu seperti pembebasan dari belenggu penyiksaaan musyrikin Mekah terhadap muslimin Mekah. Penghijrahan ini jugalah bermulanya pembentukan Negara Islam yang unggul sehingga dikagumi oleh semua bangsa dan negara pada ketika itu kerana mempunyai sistem pentadbiran yang teratur dan tersendiri berteraskan Al-Quran dan Al-Sunnah. Rasulullah juga mempereratkan dengan mempersaudarakan golongan Muhajirin dan Ansar dalam memperkukuhkan Islam. Allah s.w.t merakamkan peristiwa persaudaraan ini dalam surah Al-hasyr yang bermaksud:

“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Ansar) sebelum kedatangan mereka (Muhajirin), mereka (Ansar) mencintai orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin), dan mereka (Ansar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin) dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan dan siapa yang dipelihara dari kebakhilan dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung”

Dalam ayat ini Allah menceritakan bahawa bagaimana golongan Ansar membantu golongan Muhajirin Mekah dengan segala yang ada atas nama kecintaan persaudaraan Islam sehingga sanggup berkongsi apa sahaja dan sanggup memberikan separuh dari harta golongan Ansar kepada muhajirin.

Dengan peristiwa hijrah yang telah dilalui 1430 tahun ini seharusnya umat Islam mengerti erti sebenar hijrah agar dapat diimplimentasikan dalam kehidupan. Langkah NGO Teras Penggupayaan Melayu (TERAS) membesarkan tarikh hijrah ini amatlah dihargai kerana TERAS telah mengambil tarikh 1 Muharram sebagai tarikh muktamar justeru pengkoreksian gerak kerja yang dilakukan selama satu tahun. Presiden TERAS Tuan Haji Mohd Azmi Abdul Hamid menyatakan bahawa tarikh 1 muharram ini dijadikan asas permulaan setahun kerana umat Islam sudah melupakan erti hijrah apatah lagi kesedaran terhadap Islam kian dipinggirkan maka sambutan 1 muharram haruslah diagungkan agar Islam dipandang tinggi.

Bagi Umat Islam tahun Hijrah ini adalah detik memuhasabahkan diri dengan perlakuan terdahulu. Pengkoreksian diri memungkinkan umat Islam mengerti erti keperibadian yang cemerlang berlandaskan Al-Quran dan Al-Sunnah. 1 Muharram juga Umat Islam digalakkan memohon ampun kepada kepada Allah s.w.t atas dosa-dosa lampau agar Allah membuka pintu taubat-Nya kepada hamba-Nya yang soleh. Ibadah-ibadah juga perlu diperbanyakkan menjelangnya tahun baru hijrah ini kerana Insan yang unggul adalah Insan yang lebih baik peribadi dan ibadahnya dari yang masa lepas. Nilai-nilai ibadah perlu dipertingkatkan supaya rohani jasmani senantiasa hampir dengan Allah s.w.t.

Kebanyakan di Malaysia 1 Muharram disambut dengan bacaan Yasin dan solat hajat secara berjemaah di peringkat surau, madrasah dan juga masjid. Dengan cara inilah umat Islam berkumpul mengkoreksi diri dan secara tidak langsung dengan pertemuan sebegini mengeratkan ukhuwah dan bertepatan dengan peristiwa hijrah iaitu merperkukuhkan persaudaraan. Dengan persitiwa tahun baru juga digalakkan umat Islam memaafkan kesalahan sahabat handainya untuk merapatkan silaturrahim justeru meninggkan martabat Islam.

Selang beberapa hari perpindahan tahun hijrah kepada 1430 hijrah, menjelang pula perpindahan tahun masihi dari tahun 2008 kepada 2009. 31 Disember menjadi penantian sebilangan anak muda terutamanya di kota untuk menyembut perayaan sambutan tahun baru dengan riang gembira dan diserikan lagi kononnya dengan aktiviti yang berfaedah seperti hiburan konsert oleh artis-artis terkemuka, hidangan minuman keras, pesta seks, pesta buih, merempit dan sebagainya.

Dataran Merdeka, Bukit Bintang, Bangsar dan Kuala Lumpur City Center KLCC menjadi tempat bertandang anak muda untuk mencari erti tahun baru. Apabila ditanya kepada anak muda “ apa erti sebuah tahun baru dan di manakah tahun baru wajar disambut?” pasti ramai yang menjawab erti sebuah tahun baru adalah kemerdekaan jiwa anak muda dengan berorientasikan hiburan dan di tempat-tempat hiburanlah harus disambut tahun baru. Kemeriahan tahun baru bukanlah hanya dirasai di Malaysia bahkan satu dunia menyambut kedatangan tahun baru ini dan sambutannya seakan-akan sama setiap negara seperti percikan bunga api dan juga konsert-konsert oleh artis-artis terkenal.

Selaku rakyat Malaysia yang prihatin saling bertanya sesama sendiri adakah dengan hiburan sebegini anak muda terutamanya berubah menjadi baik atau semakin teruk ditelan hiburan yang melalaikan.

Setiap tahun kita melihat di tempat-tempat yang menjadi tumpuan anak muda kelihatan sebuah masyarakat yang hancur ditelan kemodenan seperti selari dengan pembangunan yang dikecapi. Berbondong-bondong anak muda dengan pakaian ala barat yang diagungkan, anak-anak Melayu seperti hilang kemalayuannya dengan cara penampilan yang sangat asing dengan budaya tempatan seperti kembali ke zaman nomad yang tidak berbaju terutamanya perempuan, rambut-rambut yang diwarnakan dan segala macam jenis sifat yang sukar digambarkan di akal kita berada di bumi Malaysia yang telah merdeka 50 tahun. Persoalannya adakah kemerdekaan yang dikecapi selama 50 tahun hanyalah dari segi kemerdekaan penjajahan kolonial dan tidak merdeka dari segi minda.

Sambutan tahun baru di Malaysia yang disambut satu malam untuk menyembut kehadiran erti setahun yang akan datang seakan-akan tidak bererti apabila masalah sosial semakin menjadi-jadi. Tanpa segan silu apabila percikan bunga api di udara mengagumkan penonton ada sebilangan anak muda Melayu yang berciuman seolah-olah kelihatan pesta sambutan tahun baru ini seperti di negara-negra barat bahkan lebih dari itu. Sambutan ini juga mencerminkan hilangnya nilai-nilai ketimuran yang didewakan oleh sesetengah pemimpin yang tidak turun melihat gelagat anak muda dewasa ini.

Tepat detik 12.00 malam tempat-tempat yang dikunjungi anak muda sudah tidak terkawal apabila lelaki dan perempuan berpelukan, menari bersama, berciuman, bahkan ada tempat yang menjadikan sambutan tahun baru sebuah pesta seks percuma. Selepas daripada detik percikan bunga api anak muda ada yang memperjudikan nyawa dengan merempit dan ada yang lebih dasyat lagi menunggu tarikh 1 Januari 2009 untuk berkelahi dan bergaduh sesama sendiri dan yang lebih menyedihkan bangsa Melayu sendiri yang melakukan perkara sedemikian. Jika kita masih meragui perkara ini, boleh sahaja kita melihat gelagat-gelagat ini terpampang di dada-dada akhbar dan paparan televisyen pada keesokan harinya.

Seharusnya semua pihak haruslah berganding bahu memikirkan masalah sosial yang menyelubingi anak muda Malaysia supaya mereka sedar erti sebuah tahun baru atau penghijrahan. Sememangnya anak muda yang berdarah panas kononnya mahukan hiburan, bekas Mufti Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur, Datuk Haji Md. Hashim Haji Yahaya menyatakan bahawa program hiburan dan seumpamanya yang boleh diadakan bagi menyerikan kedatangan tahun baru seperti dendangan nasyid serta puisi Islami yang dapat membangkitkan kesedaran terhadap tangggungjawab serta perasaan cinta akan negara. Langkah ini telah diambil oleh Masjid Syakirin KLCC dengan mengadakan nasyid dan juga puisi-puisi Islami dalam menyambut sambutan tahun baru tetapi kehadiran pengunjung yang datang tidak sehebat konsert-konsert hiburan yang melalaikan oleh artis-artis terkenal. Kita bukalah menuduh bahawa konsert sebegitu tidak bagus tetapi konsert-konsert sebegitu haruslah berorientasikan Islam agar kesedaran cinta akan tanah air, agama tersemai kukuh berlandaskan cara Islam dan bukannya bertuhan cara barat yang songsang.

Program-program kesyukuran sambutan tahun baru perlulah diperbanyakkan agar masyarakat dapat menginsafi diri dan juga mengkoreksi diri supaya menjadi insan dan masyarakat yang benar-benar bertamadun. Pihak kerajaan perlulah memainkan peranan dalam soal ini di bawah pengelolaan menteri berwajib supaya hiburan rantaian hidonosme dapat dijauhi dan majlis kesyukuran sambutan tahun baru diperhebatkan.

Bantuan-bantuan NGO juga perlu diperkuatkan, langkah PEKIDA dan PERKID amatlah dihargai dengan membuat program-program untuk meleraikan masalah sosial anak muda Islam, tetapi tidak cukup dengan hanya dua NGO yang bertanggungjawab dalam hal ini tanpa dibantu oleh NGO lain dan yang penting bantuan pihak berwajib seperti Jabatan Agama Islam Negeri.

Peranan yang terpenting perlu dimainkan adalah peranan ibu bapa. Ini kerana ramai yang hadir ke tempat-tempat sedemikian adalah remaja di bawah 18 tahun yang berada di bawah jagaan ibu bapa. Maka ibu bapa harus mengewasi tingkah laku anak supaya tidak tergelincir ke arah yang buruk.

Kehidupan yang dilalui perlulah bermatlamat jelas, semua pihak harus berganding bahu bersama-sama memperkukuhkan sambutan tahun baru ini dengan program dan majlis-majlis yang berfaedah yang bukannya berpaksikan hiburan semata-mata. Muhasabah diri perlulah menjadi teras program dan majlis yang disambut agar masyarakat mengerti sebuah kehidupan yang bermakna. Seluruh rakyat Malaysia haruslah menyemai nilai-nilai moral dan modal insan yang tinggi agar seluruh dunia memandang bahawa rakyat di Negara Malaysia adalah bertamadun tinggi dan perlu diteladani.

ZULZAIDI MAHMOD

EXCO AKADEMIK DAN INTELEKTUAL

PERSATUAN MAHASISWA AKADEMI PENGAJIAN ISLAM

UNIVERSITI MALAYA


012-5002954/ 016-2201456

PILAHANRAYA KAMPUS : DEMONTRASI YANG PUDAR

PILAHANRAYA KAMPUS : DEMONTRASI YANG PUDAR

Bahang Pemilihan Majlis Perwakilan Mahasiswa kian terasa kepanasan dan kehangatan. Pemilihan Perwakilan Mahasiswa atau lebih dikenali sebagai Pilihanraya Kampus merupakan wadah untuk mahasiswa menggilap bakat kepimpinan disamping membentuk acuan politik mereka yang tersendiri. Beberapa IPT seperti UPSI, UMK, UUM, UMT dan UMP telah selesaikan menjalankan proses pelihanraya kampus tersebut namun apa yang dikesalkan tidak wujud persaingan yang sengit di IPT-IPT berkenan sehinggakan ramai calon-calon yang menang tanpa bertanding. Hal ini menunjukkan mahasiswa masih memandang enteng terhadap politik kampus yang mampu membentuk sahsiah dan keperibadian secara tidak langsung meningkatkan nilai kepimpinan yang sebenar.

Sekiranya kita menelusuri rentetan sejarah perjuangan gerakan mahasiswa suatu ketika dahulu, sudah tentu terdapat banyak perbezaaan yang ketara. Mahasiswa sememangnya pada ketika dahulu diasah untuk menjadi individu yang berani, bermasyarakat serta mepunyai idealisme yang tinggi, justeru tidak hairanlah jika meraka digelar sebagai juru bicara masyarakat. Perjuangan mereka ini telah mencapai kemuncaknya pada 3 Disember 1974 apabila mahasiswa bangkit memperjuangkan isu rakyat yang ditindas dengan kemiskinan, kelaparan dan penyelewengan yang berlaku dalam negara. Peristiwa ini yang dikenali sebagai Demontrasi Baling menyedarkan bahawa perjuangan mahasiswa bukanlah sekadar di bilik-bilik kuliah bahkan melampaui isu-isu rakyat, masyarakat dan nasional. Rentetan daripada peristiwa tersebut maka lahirlah tokoh-tokoh berwibawa yang membarisi kepimpinan politik negara seperti Dato’ Seri Anwar Ibrahim selaku Ketua Pembangkang, Dato’ Paduka Ibrahim Ali danTan Sri Sanusi Junid. Lantaran daripada perjuangan mereka ini maka lahir lebih ramai lagi tokoh-tokoh politik negara seperti Dato’ Paduka Husam Musa, Datuk Ahmad Saberi Cheek, Datuk Dr Puad Zarkasi dan Datuk Saifuddin Abdullah.

Pada masa kini gerakan mahasiswa mula hilang taring seperti seakan-akan tidak berani memperjuangkan nasib rakyat, masyarakat dan nasional. Isu gelaja sosial yang membabitkan mahasiswa lebih memperkukuhkan lagi nilai-nilai budaya hedonisme yang merantai kehidupan mereka sehinggakan tiada lagi kedengaran pekikan-pekikan suara memperjuangkan isu rakyat apatah lagi isu kampus. Dalam buku Quran Saintifik Meneroka Kecemerlangan Quran Daripada Teropong Sains, Dr. Danial Zainal Abidin meletakkan takrifan hedonisme daripada The Columbia Encyclopedia, Edisi ke-6 sebagai:

“The doctrine that holds that pleasure is the highest good”

[Satu doktrin yang menekankan keseronokan adalah kemuncak kepada kebaikan.]

Maka tidak hairanlah mahasiswa mula menekankkan keseronokan melampau daripada pembudayaan ilmu dalam meningkatkan intelektual dan jati diri mereka. Ini juga dapat dilihat apabila suasana Pilihanraya kampus pada masa kini seakan-akan muram dan suram di setiap IPT dan yang jelasnya adalah konsert-konsert yang kononnya membawa mesej amal dan aman yang pada hakikatnya diselimuti oleh hodenisme.

Mengkoreksi pilihanraya kampus di UPSI contohnya keseluruhan mahasiswa yang turun mengundi mencecah 7339 orang iaitu 61.15% daripada jumlah yang layak mengundi iaitu 12001 orang. Ini mengukuhkan lagi bahawa mahasiswa tidak berminat untuk melibatkan diri dalam pemilihan majlis perwakilan mahasiswa dan tidak mustahil perkara sebegini berlaku dalam pilihanraya umum negara yang mampu melemahkan demokrasi negara apatah lagi demikrasi kampus. Itu baru di UPSI, manakala IPT yang lain tidak dengar riuh rendah suasana Pilihanraya Kampus ini kecuali jamuan Raya yang mendominasi.

Sebelum pilihanraya kampus berlangsung pada 10 Oktober 2008 seramai 400 mahasiswa telah berhimpun di hadapan bangunan Kementerian Pengajian Tinggi (KPT) bagi menyatakan rasa tidak puas hati terhadap pendemokrasian pilihanraya kampus, sistem e-voting, dan tarikh pilihanraya kampus di seluruh IPT dengan membawa memorandum untuk diberikan kepada Menteri Pengajian Tinggi, Datuk Seri Mohamed Khaled Nordin. Laungkan slogan ”Student Power” ini telah menggegarkan suasana sehingga pihak KPT akur untuk menerima Memorandum tersebut walaupun bukan di atas tangan pihak menteri sendiri. Penyerahan memerandum itu juga telah dicemari dengan provokasi pihak polis apabila dengan sengaja mencetuskan suasana tegang sepanjang penyerahan memorandum tersebut berlangsung. Pihak KPT sendiri yang diwakili Pegawai Khas menteri iaitu Mohd. Arif Adenan telah menyatakan bahawa pihak KPT tidak berautoriti untuk memberikan tarikh pilihanraya kampus yang sebenar sedangkan pada tahun sebelum ini tarikh pilihanraya kampus telah diumumkan oleh pihak KPT sendiri dan perkara ini jelas menunjukkan bahawa pihak KPT tidak konsisten dalam melaksanakan amanah rakyat dan mahasiswa. Bukan sekadar itu sahaja persoalan yang diajukan oleh mahasiswa kepada Pegawai Khas menteri tidak dapat dijawab dengan jelas seperti demokrasi kampus dan sistem e-voting.

Tidak terhenti setakat itu sahaja gerakan mahasiswa abad moden di Malaysia dengan berbagai nama seperti Gerakan Mahasiswa Mansuhkan AUKU (GMMA), Solidariti Mahasiswa Malaysia (SMM), Gabungan Anak Muda Islam se-Malaysia (GAMIS), Persatuan Kebajikan Pelajar Islam Malaysia (PKPIM), Kelab Rakan Islah Malaysia (KARSIMA), DEMA, Gerakan Bertindak Mahasiswa Utara (GBMU), Gerakan Mahasiswa Anti-Korupsi (GERAK Mahasiswa), Teras Pengupayaan Melayu (TERAS), Parti Mahasiswa Negara (PMN) dan Barisan Bertindak Mahasiswa Negara (BBMN) berkumpul di UKM bagi menyerahkan memorandum kepada Menteri Pengajian Tinggi sendiri. Peristiwa tersebut mendapat liputan yang cukup luas kerana pihak pengawal keselamatan UKM bertindak kasar terhadap mahasiswa. Tuntutan yang dibuat pada perhimpunan tersebut kepada Menteri Pengajian Tinggi adalah seperti mahukan pilihanraya kampus yang adil dan telus di setiap kampus dan bertanggungjawab ke atas sistem pemilihan yang korup.(e-voting), Memastikan setiap penyelewengan yang dilakukan tidak berulang , memberi arahan kepada setiap universiti agar menggugurkan dan tidak mengenakan sebarang tindakan ke atas mahasiswa yang terlibat dalam kempen pilihanraya bersih dan adil, mengarahkan Kementerian Pengajian Tinggi dan semua universiti tempatan menghentikan penyelewengan hak kebebasan untuk berkumpul secara aman dan kebebasan bersuara ke atas mahasiswa dan yang terakhirnya adalah memansuhkan Akta University dan Kolej Universiti (AUKU).

Pilihanraya kampus pada kali ini seakan sebuah kubur lama yang ngeri dan sunyi, ini berikutan ketidakfahaman dan kurang pendedahan kepada mahasiswa yang ada di IPT betapa pentingnya sebuah Demokrasi Mahasiswa. Gerakan Pro Mahasiswa Nasional (PRO-M) dan Aspirasi seakan-akan dua gergasi yang saling bergaduh tanpa berpenghujung. Segala isu yang dibawa setiap tahun hampir sama iaitu menjaga kebajikan mahasiswa tetapi ada sebahagian mahasiswa meragui janji-janji manis mereka. Langkah bijak yang diambil oleh PRO-Mahasiswa Universiti Malaya menarik lagi minat mahasiswa apabila setiap hari khamis setiap minggu mahasiswa akan berkumpul sambil mendengar ucapan-ucapan dan juga pidato mahasiswa berkenaan dengan isu kampus dan nasional untuk dikongsi bersama. Langkah ini dilaksanakan apabila melihat bahawa mahasiswa perlu dilatih berani bersuara dan berpidato dikhalayak ramai dan ianya bermula di kampus. Ini juga tidak lari dari agenda KPT iaitu mahukan mahasiswa tampil dan bijak berkomunikasi. Jika dilihat daripada Debat Harga Minyak yang menampilkan tokoh negara iaitu Datuk Ahmad Saberi Cheek dan Dato’ Seri Anwar Ibrahim jelas menunjukkan bahawa mahasiswa perlu berani menyatakan fakta dan data secara jelas dan tepat dalam sesuatu ucapan dan percakapan.

Berbalik kepada pengkoreksian kita pada pilihanraya kampus pada kali ini lengang dan sunyi, selaku mahasiswa perlulah berbalik kepada objektif asal dan piroriti utama kita datang ke Menara Gading. Semestinya akademik yang sepatutnya dikejar, tidak salah mahasiswa berpolitik kampus dengan cara tersendiri tetapi budaya ilmu seharusnya tidak ditinggalkan. Prof. Emeritus Datuk Khoo Kay Kim menyatakan pada satu temu bualnya dengan penulis beliau mengungkapkan rasa kecewanya apabila melihat budaya mahasiswa yang kurang berdaya saing dan berintelektual. Beliau menambah bahawa jika 30 tahun dahulu, suasana Universiti terutamanya Universiti Malaya seperti sebuah pesta ilmu yang mana terlampau banyak diskusi yang dianjurkan untuk menambahkan keintelektualan mahasiswa. Tetapi pada masa kini ia seakan-akan pupus dan ditelanjangkan gara-gara budaya ilmu yang kian pudar. Jika dahulu perhimpunan mahasiswa jelas menunjukkan mahasiswa benar-benar menghayati isu rakyat tetapi pada masa kini ia hanya tinggal kenangan dan jika ada pun mahasiswa yang mahu tampil bersuara dikatakan sebagai pembangkang dan semestinya persepsi ini salah sama sekali. Muhamad Abu Bakar di dalam bukunya Mahasiswa Menggugat membuat kesimpulan bahawa perhimpunan dan perjuangan mahasiswa adalah berpunca “dari perasaan tidak puas hati terhadap sistem yang ada, kesedaran bahawa mereka boleh membuat pembelaanb terhadap masyarakat dan anggapan bahawa generasi mereka mempunyai peranan tersendiri dalam pembentukan zaman”.

Majlis Perwakilan Mahasiswa (MPM) pada hari ini seperti sebuah majlis ekslusif dan majlis makan angin. Pengerusi Solidariti Mahasiswa Malaysia Saudara Hafizuddin bin Abirerah menyatakan bahawa kebanyakan MPM hanya tahu pergi ke luar negara yang kononnya mahu mengharumkan nama Universiti dan membuat perhubungan dengan Majlis Perwakilan Mahasiswa di Universiti luar, walhal hanya makan angin. Ini berlaku di sebuah Universiti tertua tanah Air yang mana MPM yang dilantik langsung tidak berkongsi sejauh mana pertalian dan perhubungan yang dijalin bagi mengharumkan nama universiti tersebut.

Pilihanraya kampus seharusnya berpaksi kepada demokrasi yang sebenar iaitu memperjuangkan isu mahasiswa, masyarakat dan nasional. Berpaksikan kepihatinan dan keadilan maka setiap mahasiswa haruslah menilai bahawa pilihanraya kampus bukanlah satu permainan tanpa wacana ilmu tetapi sebuah medan meningkatkan intelektual dan juga menggilap bakat kepemimpinan negara pada masa akan datang.

Semua pihak haruslah berperanan sama meningkatkan keprihatianan dalam kelemahan kesedaran terhadap pendemokrasian kampus ini, ini kerana jika kita tidak serius, mahasiswa yang bakal lahir tidak lebih dari “robot-robot manusia” yang langsung tidak mengerti matlamat hidup dan makna perjuangan serta jiwa nurani menjadi keras dan gersang.

Mahasiswa seharusnya sedar bahawa Pilihnaraya Kampus bukanlah hanya satu wadah memperjuangkan nasib mahasiswa, tetapi merupakan taman ilmu “garden of knowledge” yang menghubungkan antara idealisme, realisme, aktivisme dan intelektualisme peringkat mahasiswa. Mahasiswa seharusnya menilai diri masing-masing dan mencabar diri supaya lebih berdaya saing dan berilmu yang bukan hanya di lapangan kuliah tetapi di persada mahasiswa dan masyarakat. Jika kita dapat menggilap bakat mahasiswa pada hari ini supaya menjadi “the good leader of student” tidak mustahil untuk menjadi pemimpin negara yang hebat dan berintegriti pada masa hadapan. Maka wadah pilihanraya inilah perlu diambil peluang oleh mahasiswa untuk terus ke hadapan. Benar kata pujangga “Ilmu itu bukan hanya di buku, tapi diakal dan dirimu agar kamu gunakannya untuk menjadi pemimpin diri yang berani”.

ZULZAIDI BIN MAHMOD